Pinjaman merupakan solusi keuangan yang,
bagi banyak orang, efektif. Apalagi dengan bertambahnya keinginan dan kebutuhan
hidup, baik itu untuk pendidikan, pernikahan, rumah, bahkan jalan-jalan.
Akhir-akhir ini layanan pinjaman dengan
konsep peer-to-peer lending sedang booming di Indonesia. Tidak hanya mereka
yang berniat meminjam, banyak juga yang ingin berinvestasi di sektor ini.
Jumlah orang-orang yang terlibat dalam bisnis ini pun semakin meningkat.
Lebih jauh lagi akan kami jabarkan mengenai
jenis pinjaman ini. Nantinya Anda akan melihat mengapa Indonesia merupakan
pasar yang cocok untuk pengmbangan peer-to-peer lending.
Apa itu peer-to-peer lending?
Peer-to-peer lending juga familiar
disingkat dengan P2P. Sistem ini hadir untuk mempertemukan pihak yang ingin
menginvestasikan uangnya dengan pihak peminjam. Satu hal yang menonjol dari
layanan ini adalah penggunaan sarana teknologi informasi. Sehingga calon
kreditur bisa mendapatkan simulasi bunga dan cicilan.
Adapun di Indonesia, P2P sudah hadir
beberapa tahun yang lalu, bahkan sebelum regulasi mengenai P2P berbasis
teknologi informasi dikeluarkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), yaitu tahun
2016.
Website P2P yang pertama kali mendapatkan
izin dari OJK adalah Danamas, milik Sinarmas. Selanjutnya, layanan serupa makin
ramai bermunculan. Hingga saat ini, jumlah P2P yang mendapatkan izin dari pihak
OJK ada 67.
Berbeda
dengan pinjaman dari bank konvensional
Hadirnya P2P ini juga menjadi alternatif
bagi masyarakat selain menggunakan jasa bank. Karena mereka bisa mendapatkan
pinjaman tanpa agunan atau jaminan dengan proses pengecekan kelayakan yang
lebih sederhana, dimana kredit
tanpa agunan bank jauh lebih rumit dalam penyetujuan aplikasi. Ditambah,
saat ini semua rekaman finansial seseorang terdaftar di OJK. Sehingga proses
pengecekan kelayakan pun jadi lebih cepat.
Selain itu, dari segi pendanaan pun layanan
ini sama dengan crowdfunding. Jadi ada sejumlah orang menginvestasikan dananya
untuk dipinjamkan ke kreditur melalui P2P. Kemudian, dalam setahun para
investor ini mendapatkan keuntungan sesuai jenis risiko yang dipilihnya.
Bagaimana cara kerjanya?
Tidak dipungkiri
lagi memang layanan P2P ini memberikan kemudahan karena bisa dilakukan secara
online. Berikut cara kerja P2P secara garis besarnya.
1. Pengajuan pinjaman
Langkah pertama adalah calon kreditur
mengajukan pinjaman melalui website. Proses pengajuan pinjaman ini termasuk
memberikan data diri serta persyaratan yang dibutuhkan. Pengajuan pinjaman dilakukan secara online,
oleh karena itu ada baiknya Anda selalu melakukan simulasi perhitungan sebelum
memutuskan angka pinjaman dan jangka waktunya.
2. Pengecekan kelayakan
Setelah persyaratan diterima, pihak P2P
akan memberikan konfirmasi baik berupa email atau sms. Pemberitahuan ini
meminta Anda untuk verifikasi. Setelah itu, pihak P2P akan mengecek
kelayakan Anda. Pengecekan ini untuk menentukan kemampuan bayar Anda.
3. Pencairan
Jika pengajuan disetujui, maka dana akan dicairkan. Sebaliknya jika tidak, Anda pun tetap menerima pemberitahuan.
Jika pengajuan disetujui, maka dana akan dicairkan. Sebaliknya jika tidak, Anda pun tetap menerima pemberitahuan.
Jika rekening bank Anda berbeda dengan milik P2P terkait, maka akan dikenakan biaya.
Jika Anda tertarik dengan P2P lending, Anda dapat mencoba memeriksa beberapa pilihannya di 5 jenis pinjaman online cepat dan aman.
Apa yang harus diperhatikan sebelum
menentukan layanan peer-to-peer lending?
Bagi calon kreditur dan investor perlu
hati-hati saat memilih layanan P2P yang ingin digunakan. Walaupun layanan ini
terlihat menjanjikan, kehati-hatian bisa menghindarkan Anda dari kerugian.
Berikut beberapa poin tersebut adalah
sebagai berikut.
-Resmi mendapat izin OJK
Hal pertama yang harus Anda cari pada
website P2P adalah ada tidaknya logo OJK. Jika masih ragu, bisa mengakses
website OJK langsung atau portal berita lainnya untuk mendapatkan informasi
layanan P2P yang resmi
-Tidak meminta uang muka
Perlu diingat bahwa tidak ada lembaga P2P
resmi yang meminta pembayaran provisi atau biaya administrasi sebelum uang
pinjaman Anda terima. Oleh karenanya, Anda perlu kritis agar tidak terjerat
renternir online.
-Memberikan informasi lengkap
Anda akan diberi tahu jumlah cicilan yang
harus dibayar setiap bulannya. Jadi Anda tidak akan tiba-tiba disuruh membayar
lebih besar dari jumlah yang disepakati.
Nah, dengan melihat pembahasan di atas,
jelaslah mengapa masyarakat Indonesia merasa cocok dengan jenis layanan P2P.
Masih rendahnya orang dewasa yang mengakses bank serta proses pengajuan
pinjaman ke bank yang lebih rumit, menjadikan mereka memilih P2P.
Sumber dari peer to
peer lending AturDuit.com
- Kritik dan saran sangat saya nantikan untuk kemajuan blog ini.
- Silakan report, jika ada link yang mati.
- Mohon untuk berkomentar sesuai dengan tema postingan.
- Dilarang berkomentar yang mencantumkan LINK AKTIF.
ConversionConversion EmoticonEmoticon