Fakta Unik Seputar GPIB Sion Jakarta

GPIB Sion Jakarta merupakan salah satu gedung tertua yang ada di Jakarta dan masih difungsikan sesuai dengan tujuan pembangunannya, yaitu sebagai rumah ibadah. Gereja ini terletak di daerah Tamansari, Jakarta Barat. Dari luar, terlihat jelas kemegahan dan keindahan gaya arsitekturnya. Gereja ini juga sangat kokoh dan mampu berdiri hingga ratusan tahun. Setelah sekian lama berdiri dan digunakan, beberapa fakta unik seputar gereja Sion mulai menyeruak. 

Fakta Seputar Gereja Sion Jakarta

Gereja Sion telah berdiri sejak jaman Portugis, dan berlanjut ke jaman Belanda, Jepang hingga berdirinya negara Republik Indonesia. Gereja ini telah mengalami pemugaran sebanyak dua kali, yaitu tahun 1920 dan tahun 1978. Saat ini GPIB Sion Jakarta telah menjadi cagar budaya yang keberadaannya dilindungi dan harus dilestarikan. Banyak yang mendatangi gereja ini untuk beribadah dan melakukan wisata religi. Bersama dengan bergantinya jaman dan dinamika masyarakat disekitarnya, terdapat beberapa fakta yang hadir menyertai gereja ini. Fakta-fakta unik tersebut adalah:

1. Pembangunan Gereja Sion
   Fakta unik pertama yang berhubungan dengan GPIB Sion Jakarta adalah waktu pembangunan gereja tersebut. Dimana Gereja Sion dibangun saat Portugis masih berada di Indonesia. Peletakkan batu pertamanya dilakukan pada bulan Oktober, tahun 1693. Gereja ini dibangun berdasarkan rancangan yang dibuat oleh Ewout Verhagen yang berasal dari Rotterdam. Setelah melalui masa pembangunan selama dua tahun, akhirnya gereja dengan model bangsal ini diresmikan pada bulan oktober tahun 1695. Peresmian ini dilakukan oleh seorang pendeta bernama Theodorus Zas.
2. Nama-nama yang dimiliki Gereja Sion
   Pada awalnya, GPIB Sion Jakarta memiliki nama Portugese Buitenkerk, yang berarti Gereja orang Portugis yang letaknya di luar. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, gereja ini lebih dikenal dengan nama Belkita. Setelah kemerdekaan Indonesia, gereja ini kembali memiliki nama yang baru, yaitu Gereja Portugis. Tetapi tidak lama kemudian, tepatnya tahun 1957, Persidangan Sinode memutuskan untuk mengganti nama gereja ini menjadi GPIB Sion. Masyarakat sendiri lebih sering menyebutnya dengan nama Gereja Sion.
   
   
3. Bangunan Gereja Sion
   Fakta lain yang berhubungan dengan GPIB Sion Jakarta adalah mengenai bangunan dari gereja tersebut. Bagunan gereja ini memiliki luas 24x32 m2. Bentuk gereja adalah persegi empat, dengan model bangsal yang hanya terdiri dari satu ruang. Gereja Sion memiliki fondasi yang terbuat dari 10.000 kayu dolken. Dinding bangunan terbuat dari susunan batu bata yang direkatkan menggunakan campuran pasir dengan gula yang tahan panas.
4. Perabotan di dalam gereja
   Berbagai perabotan yang ada di dalam Gereja Sion menjadi fakta unik selanjutnya. Perabotan-perabotan tersebut masih banyak yang merupakan peninggalan masa penjajahan dahulu. Diantaranya adalah mimbar yang bergaya Barok. Mimbar bertudung kanopi tersebut merupakan perabotan asli yang ada sejak gereja ini didirikan. Selain itu di dalam gereja juga masih ada kursi berukir dan bangku yang terbuat dari kayu eboni. Kursi dan bangku ini masih bisa digunakan hingga saat ini.

Berbagai fakta unik seputar GPIB Sion Jakarta telah membuat banyak orang yang mengunjunginya merasa kagum. Bangunan yang telah berdiri selama ratusan tahun tersebut tetap kokoh dan dapat digunakan dengan baik bersama dengan perabotan kuno yang ada didalamnya. Untuk mengunjungi gereja tersebut, masyarakat Jakarta maupun wisatawan dapat menyewa kendaraan melalui situs https://docar.co.id/sewa-mobil-jakarta . Situs ini menyediakan berbagai pilihan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Anda juga bisa pesan untuk kota lain contohnya Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin.

Lokasi GPIB Sion Jakarta

GPIB Sion Jakarta berdiri sejak tahun 1695. Gereja tua ini memiliki beberapa fakta unik seputar pembangunan, nama, kondisi bangunan hingga perabotan yang ada di dalamnya.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Subscribe with your email:

Delivered by FeedBurner